Jangan Terlalu Memanjakan Anak, Karena Kita Tak Selalu Bisa Mendampingi Mereka..
Banyak orang tua yang suka memanjakan anaknya, walaupun sebenarnya hal itu kurang baik untuk mereka. Anak yang terlalu dimanja bisa menyebabkan anak kurang mandiri..
Silahkan bisa dibaca ulasan salah seorang Bunda berikut ini..
KARENA KITA TAK SELALU BISA MENDAMPINGI MEREKA
Seorang ibu bercerita anaknya yg berusia 5 tahun dan kini masuk TK belum bisa makan sendiri. Karenanya, guru tk nya terpaksa menyuapi anaknya saat di sekolah mengadakan makan bersama. Gak mau makan kalo gak disuapi. Merepotkan dan memalukan katanya.
Dia jadi menyesal tak membiarkan anaknya mandiri sejak dini. Saat baru bisa makan dan minta makan sendiri, dia gak membolehkan. Katanya ribet dan berserakan kemana2 makanannya. Maka, kemandirian anaknya gak berkembang. Begitu juga aspek kemandirian yg lain seperti pake baju sendiri, merapikan mainan sendiri, mandi sendiri, dll masih dilakukan ibunya. Barulah sang ibu menyadari dan menyesalinya setelah anaknya besar.
***
Kali ini kasusnya lebih parah. Seorang ibu teruuuus saja mengomel setiap hari. Pasalnya, anaknya yang sudah kelas 6 SD masiiih saja minta disuapi seperti bayi. Setelah SMP mau makan sendiri, tapiiii makanannya harus diambilin oleh ibunya. Kalo gak dia diambilin ya gak mau makan.
Pun sama, kemandiriannya rendah. Semua hal masih harus dibantu orang tua. Menyiapkan buku2 pelajaran, menyiapkan baju seragam, menyetrika, beres2 rumah, semuanyaa. Anaknya cuma bisa nonton tv dan maen hape seharian. Ibu ini, terlalu sayang sama anaknya, sampe2 dengan suka rela membantu semua tugas2 perkembangan penting yg harusnya dicapai oleh sang anak. Setelah badan kaku karena menua dan anaknya beranjak dewasa, baru dia sadari apa yg dilakukannya justru membuat anaknya lemah dan bergantung pada orang lain. 😢
***
Yang ini lebih lebih parah lagi. Sudah masuk usia SMA, tapi semua masih harus dibantu orang tuanya. Bahkan masuk indomaret atau alfamart untuk sekadar membeli sabun puuun anak ini gak bisa. Gak tau apa yang harus dilakukan disana. 😱😱😱😱
Semua karena kebutuhannya dipenuhi oleh orang tua sepenuuhnya. Beberes rumah, menyetrika, mencuci, mengerjakan tugas sekolah, dll. Setelah kuliah, barulah sang ibu sadar, dia tak memberi cukup bekal anaknya untuk hidup sendirian hidup di tanah rantau. Anaknya pun baru sadar bahwa hidup gak semudah yg orang tuanya didik selama ini. Dia pun harus menelan kenyataan pahit bahwa segala apa pun harus dilakukan sendiri.
***
Duuuh kalo yang ini gak tau masuk kategori apaa parahnyaa. Dididik penuuh kemudahan, anak laki2nya jadi gak bisa memimpin keluarganya. Istrinya harus pontang panting mengerjakan semuanya sendiri karena suaminya tak bisa apa2. Dia dididik bahwa lelaki itu untuk dilayani. Maka, sekadar bikin teh sendiri pun gak bisa. Atau menyiapkan baju sendiri, menyapu lantai, mencuci baju apalagi. Paraah bangeet. 😢
Lama kelamaan, anak laki2 ini sadar, pola asuh orang tuanya kurang tepat. Dia kasian sama istrinya, tapi gak bisa membantu apa2. Akhirnya sering terjadi perselisihan.
***
Yang terakhir ini mungkin dialami banyak orang. Bahwa kebanyakan orang tua, gak mempersiapkan kemandirian finansial anaknya sejak dini. Padahal, siapa yg tau seberapa panjang umur kita? Siapa yg menjamin kita bisa terus menafkahi anak2?
Anak yatim/piatu yang ditinggalkan saat usia mereka masih kecil. Selama orang tuanya masih hidup gak dibiasakan mengelola uang atau melakukan sesuatu yg menghasilkan uang. Bahkan yg udah masuk usia baligh pun gak diajarkan mandiri secara finansial. Jadilah mereka kekurangan. Mau kerja juga gak punya keahlian. 😢
Duh kalo yg terakhir inii pr banget buat saya mendidik anak nanti. Gimana caranya melatih kemandirian anak tanpa membebaninya.
***
Pak, bu
Biarkanlah anak kita sesekali terjatuh agar dia tau bagaimana caranya untuk bangkit
Biarkanlah anak kita terperosok dalam dalam lubang kesalahan agar dia belajar bagaimana melakukan sesuatu dengan benar
Biarkanlah anak kita memenuhi ruangan dengan makanan yang berserakan saat dia belajar makan
Biarkanlah anak kita menangis kencang saat dia tak juga berhasil mengancingkan bajunya
Biarkanlah anak kita mengacak isi lemari hanya untuk menemukan satu baju yg hendak ia kenakan
Biarkanlah anak kita tumbuuh sesuai fitrahnya, mengikuti instingnya, menemui takdirnya
Biarkanlah dia bereksplorasi sesuka hati demi memenuhi keingintahuannya
Biarkanlah dia mencoba segala hal agar pengetahuan dan pengalamannya seluas dunia
Jangan patahkan sayapnya dan membantunya terbang
Jangan tahan eksplorasinya hanya karena takut rumah berantakan
Jangan selalu ulurkan tangan kita untuk hal yg dia bisa
Karena kita tak hidup selamanya
Karena anak-anak kita pada akhirnya akan menjalaninya takdirnya sendiri
Tanpa ada kita yg terus membantunya
Karena kita tak tau
Sampai kapan Allah memberi kita waktu
Persiapkan sebelum semua fitrah mereka membeku
Sungguh
Kita tak akan selalu mendampingi mereka selamanya
Sumber: Novika Amelia