Teruntuk Ibu-ibu Rempong! Inilah Rahasianya Mengelola Waktu Anda
Banyak yang bertanya kepada saya, bagaimana cara mengelola waktu hingga bisa tetap produktif meski anak sudah tiga dan kecil-kecil?
Ya, anak saya memang masih kecil-kecil. usia mereka tidak terpaut jauh, ada yang 5 tahun, 3 tahun, dan 1 bulan. Hal itu tidak menghalangi saya untuk tetap produktif. Saya masih bisa menjahit dan menjadikannya sebuah bisnis, serta menuli.,
Disekitar saya banyak ibu yang mengeluh kerepotan mengurus anak. Mereka merasa tidak mampu menjalankan hobinya. Kebanyakan dari mereka menganggap pekerjaan rumah tidak ada habisnya.
Untuk itu, saya sangat ingin berbagi manfaat kepada sesama perempuan, khususnya yang memiliki kondisi sama. Jangan salah paham, saya tidak bermaksud menyombongkan diri. Saya hanya ingin melihat teman-teman bisa tetap produktif. Saya juga bahagia jika ini bisa bermanfaat untuk orang lain.
Jadi, bagaimana tipsnya agar bisa tetap produktif?
1. Bekerja sama dengan anggota keluarga lain.
Kita bukan wonderwoman yang bisa melakukan segalanya sendiri. Kita juga butuh kerjasama dengan anggota keluarga. Kerjasama juga bagus untuk membentuk hubungan yang harmonis.
Kita bisa bertanya kepada suami, mana pekerjaan rumah yang dia suka untuk bisa membantu kita? Dengan membagi tugas, pekerjaan rumah akan cepat selesai. Manfaat lainnya, suami jadi belajar untuk memahami tugas-tugas kita di rumah.
Kita juga bisa bekerja sama dengan anak-anak. Ajarkan mereka untuk membereskan mainannya sendiri. Meminta bantuan kepada anak yang usianya sudah lima tahun keatas untuk melakukan pekerjaan sederhana. Seperti menemani adik mengambil air minum, atau membantu menutup jendela rumah.
2. Kelompokkan kegiatan sejenis dalam waktu yang berdekatan
Bagi kegiatan sesuai dengan kondisi. Contohnya adalah saya sendiri.
Pertama : Pekerjaan rumah saya lakukan di pagi hari. Mulai dari bangun tidur dan maksimal jam 9 pagi atau minimal sampai suami berangkat kerja. Jika pekerjaan yang harus diselesaikan banyak, siasati dengan bangun lebih awal.
Kedua : Menjahit, saya lakukan setelah semua pekerjaan rumah beres atau sekitar jam 9 keatas. Saat anak pertama sudah sekolah, anak kedua sibuk dengan mainannya dan anak ketiga sedang tertidur pulas. Jika anak rewel, dekati anak dulu sampai mereka mendapatkan yang diinginkan. Jika bayi ingin menyusu, saya tinggal sejenak aktifitas menjahit. Jika tidur siang, saya akan ikut istirahat sejenak sampai anak-anak tertidur.
Lalu siapa menjemput anak sekolah? Biasa saya lakukan sendiri, tapi karena anak ketiga masih bayi saya minta tolong kepada adik saya.
Ketiga : Bermain bersama anak. Biasa saya lakukan mulai jam 4 sore. Setelah anak-anak tidur siang dan makan, kami akan bermain bersama diluar. Main sepeda, pasir, mobilan atau yang lainnya. Jika sudah jam 5, kami akan bergegas masuk lalu mandi.
Setelah bermain diluar, waktu bersama anak dilanjutkan dengan mengaji dan belajar. Saya akan terus menamani anak-anak sampai mereka waktunya tidur.
Keempat : Menulis. Setelah anak tidur, saya akan lebih leluasa untuk memegang laptop dan menuangkan ide-ide. Kadang jika sedang sangat lelah, saya menulis saat bangun tidur. Caranya ya dengan bangun lebih awal atau terpaksa diliburkan kegiatan menulisnya.
3. Lakukan seefektif mungkin
Kita tadi sudah mengelompokkan kegiatan. Kini saatnya melakukannya dengan efektif. Apalagi perempuan terkenal sebagai makhluk yang bisa multi tasking. Contohnya, sembari masak kita bisa pencet tombol mesin cuci, atau sembari menunggu masakan matang kita bisa putar badan mencuci alat-alat masak. Dengan begitu kita bisa menghemat waktu.
4. Hilangkan sikap prefeksionis
Untuk melakukan suatu kegiatan, kita tidak perlu menunggu waktu yang benar-benar mendukung. Jika ada waktu luang 30 menit saja, maka manfaatkanlah. Terkadang kita enggan berkegiatan hanya karena waktu yang sempit. Padahal dengan memanfaatkan waktu yang sempit tersebut, kita bisa menghasilkan hal-hal yang produktif.
5. Perlu mengelola hati
Mengelola hati bisa dibilang dengan mengelola mood. Perempuan sangat rentan dengan hatinya. Ada kejadian tidak enak sedikit saja, suasana hati akan cepat berubah. Saat suasana hati tidak enak, kadang jadi malas untuk berkegiatan. Inilah alasannya kenapa kita perlu mengelola hati.
Masalah yang datang selalu ada solusinya jika kita hadapi. Cara kita memandang sebuah masalah juga bisa mempengaruhi efek ke hati.
Sepertinya poin yang kelima perlu dibahas lebih dalam dipostingan selanjutnya ya? Oke deh, nanti kita akan bahas tentang bagaimana cara mengelola hati agar kita tidak menjadi perempuan yang “mood-mood”an dalam berkegiatan. Semoga tips-tips yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi para ibu muda yang ingin tetap produktif.